Novel ♡ Asalkan Setia

cinta

Kenalin gue Zahra Dewitasari, gue orangnya serius, hobi baca novel, dan pokoknya kurang romantis, tapi insya Allah always setia kok.

Hari Sabtu, seperti tahun sebelumnya SMA gue ngadain kemah di Puncak Bogor. Dan, hari ini tepat dimana gue ultah yang ke-16 tahun. Pacar gue Bayu Ardiansyah tidak ikut dikarenakan ada acara keluarga, katanya. So, gue gak sama sekali terganggu.

“Ra, Masmu mana?” tanya Fina sahabat gue. “Mau nanya apa ngeledek?” gue sahut. “Hahaha.” Fina peluk gue. “Oh lo duduk sama gue aja ya Fin?” gue pinta ke Fina. “Ahaha gak atuh beb.” “Okey kagak setia emang lo.” gue ledek balik. “Setia mana coba?” “Heitss.. udah donk Fin!” “Ya udah gue stay di depan lo kok and then Mas gue stay di samping gue!” “Finaa!!! udah donk” Gue paling greget sama Fina kalau dia nyindir gue.
Dan, di sebelah gue Bu Reni, guru Pramuka gue. Gue pun ngehibur dengan novel favorit yaitu dari “Tere Liye” dan tidak lupa pastinya headphone.


Sekitar 2 jam kami tiba di Puncak Bogor, setelah absen kami berbagi tugas. Setelah tenda dan makanan sudah siap untuk disaji. Setelah makan malam, kami menyiapkan api unggun sambil bernyanyi ria untuk menghibur lara dan menambah kehangatan di sela-sela kerinduan. Gue orangnya memang gak romantis tapi gue rinduan sama Mas Bayu.

“Tetaplah bersamaku jadi teman hidupku bersama kita hadapi dunia kau milikku milikmu…” Gue gak nyangka sumpah this very surprised, Mas Bayu datang bawa kue ulang tahun, padahal gue bukan anak kecil lagi. “Hmm cie, Happy birth day Zahra!”. Mereka sorakin gue. “Happy birth day Zahra!” kata Mas Bayu sambil natap gue, gue mah orangnya kagak romantis dan paling gak suka tebar pesona di publik.

Setelah berbagi kue ultah, Mas Bayu ngajakin jalan-jalan, syukurlah hari ini cuaca bersahabat, bulan dan bintang ikut menerangi kami. Kami hanya jalan-jalan biasa di kawasan Puncak Bogor. “Hmm, Mas Bayu bohong ya?” “Hahahaha, gak lah Ra tadi pagi acaranya, sorenya Mas langsung ke sini, mana mungkin Mas lupa, masa orang yang disayang dilupain” Mas Bayu merangkulku “Ada-ada saja!” “Asalkan setia” Mas Bayu menatapku.

0 comments

Post a Comment