TEKSTIL(PT. ERATEX DJAJA, Tbk.)
Proses pembuatan
Serat buatan dan serat alam kapas diubah menjadi barang jadi tekstil dengan menggunakan serangkaian proses. Serat kapas dibersihkan sebelum disatukan menjadi benang. Pemintalan mengubah serat menjadi benang. Sebelum proses penenunan atau perajutan, benang buatan maupun kapas dikanji agar serat menjadi kuat dan kaku.
Zat kanji yang lazim digunakan adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol dan karboksimetil selulosa.Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses kering.Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam atau hanya air.Penghilangan kanji pada kapas dapat memakai enzim.
Zat kanji yang lazim digunakan adalah pati, perekat gelatin, getah, polivinil alkohol dan karboksimetil selulosa.Penenunan, perajutan, pengikatan dan laminasi merupakan proses kering.Sesudah penenunan serat dihilangkan kanjinya dengan asam atau hanya air.Penghilangan kanji pada kapas dapat memakai enzim.
Sering pada waktu yang sama dengan pengkanjian, digunakan pemasakan dengan larutan alkali panas untuk menghilangkan kotoran dari kain kapas. Kapas juga dapat dimerserisasi dengan perendaman dalam natrium hidroksida, dilanjutkan pembilasan dengan air atau asam untuk meningkatkan kekuatannya.
Penggelantangan dengan natrium hipoklorit, peroksida atau asam perasetat dan asam borat akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk pewarnaan. Kapas memerlukan pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda abu dan peroksida).
Penggelantangan dengan natrium hipoklorit, peroksida atau asam perasetat dan asam borat akan memutihkan kain yang dipersiapkan untuk pewarnaan. Kapas memerlukan pengelantangan yang lebih ekstensif daripada kain buatan (seperti pendidihan dengan soda abu dan peroksida).
Pewarnaan serat, benang dan kain dapat dilakukan dalam tong atau dengan memakai proses kontinyu, tetapi kebanyakan pewarnaan tekstil sesudah ditenun. Di Indonesia denim biru (kapas) dicat dengan zat warna.Kain dibilas diantara kegiatan pemberian warna.Pencetakan memberikan warna dengan pola tertentu pada kain diatas rol atau kasa.
Limbah industry
Larutan penghilang kanji biasanya langsung dibuang dan ini mengandung zat kimia pengkanji dan penghilang kanji pati, PVA, CMC, enzim, asam. Penghilangan kanji biasanya memberi kan BOD paling banyak dibanding dengan proses-proses lain.
Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam, basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia. Proses-proses ini menghasilkan limbah cair dengan volume besar, pH yang sangat bervariasi dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang digunakan.
Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti fenol dan logam.Di Indonesia zat warna berdasar logam (krom) tidak banyak dipakai. Proses pencetakan menghasilkan limbah yang lebih sedikit daripada pewarnaan
Pemasakan dan merserisasi kapas serta pemucatan semua kain adalah sumber limbah cair yang penting, yang menghasilkan asam, basa, COD, BOD, padatan tersuspensi dan zat-zat kimia. Proses-proses ini menghasilkan limbah cair dengan volume besar, pH yang sangat bervariasi dan beban pencemaran yang tergantung pada proses dan zat kimia yang digunakan.
Pewarnaan dan pembilasan menghasilkan air limbah yang berwarna dengan COD tinggi dan bahan-bahan lain dari zat warna yang dipakai, seperti fenol dan logam.Di Indonesia zat warna berdasar logam (krom) tidak banyak dipakai. Proses pencetakan menghasilkan limbah yang lebih sedikit daripada pewarnaan
Dampak limbah
Mempengaruhi air tanah, pembakaran limbah padatnya menyebabkan kerusakan ozon, merusak struktur dan kontur tanah, mencemari aliran sungai di sekitarnya.
Penanganan limbah
1. Program memperkecil beban pencemaran dari operasitekstil
- Pengelolaan air yang efektif dalam pabrik, menggunakan
- Pengukur dan pengatur laju alir
- Pengendalian permukaan cairan untuk mengurangi tumpahan
- Pemeliharaan alat dan pengendalian kebocoran
2. Penggantian dan pengurangan pemakaian zat kimia dalam proses
- Penggantian kanji dengan kanji buatan untuk mengurangi BOD
- Penggelantangan dengan peroksi da menghasilkan limbah yang kadarnya kurang kuat daripada penggelantangan pemasakan hipoklorit
- Penggantian zat-zat pendispersi, pengemulsi dan perata yang menghasilkan BOD tinggi dengan yang BOD-nya lebih rendah.
3.Pewarna dengan dasar pelarut harus diganti pewarna dengan dasar air untuk mengurangi banyaknya fenol dalam limbah. Bila digunakan pewarna yang mengandung logam seperti krom, mungkin diperlukan reduksi kimia dan pengendapan dalam pengolahan limbahnya.
4.Pemanfaatan limbah Industri tekstil tidak banyak menghasilkan banyak limbah padat. Lumpur yang dihasilkan pengolahan limbah secara kimia adalah sumber utama limbah pada pabrik tekstil. Limbah lain yang mungkin perlu ditangani adalah sisa kain, sisa minyak dan lateks.
Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan sebagai bahan tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti dakron.
Alternatif pemanfaatan sisa kain adalah dapat digunakan sebagai bahan tas kain yang terdiri dari potongan kain-kain yang tidak terpakai, dapat juga digunakan sebagai isi bantal dan boneka sebagai pengganti dakron.
5.Lumpur dari pengolahan fisik atau kimia harus dihilangkan airnya dengan saringan plat atau saringan sabuk (belt filter). Jika pewarna yang dipakai tidak mengandung krom atau logam lain, lumpur dapat ditebarkan diatas tanah.
Jika lumpur mengandung logam, maka ia harus disimpan ditempat yang aman, sampai ada suatu tempat pengolahan limbah berbahaya yang dikembangkan di Indonesia, dan yang ada pada saat ini adalah Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) di Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Jika lumpur mengandung logam, maka ia harus disimpan ditempat yang aman, sampai ada suatu tempat pengolahan limbah berbahaya yang dikembangkan di Indonesia, dan yang ada pada saat ini adalah Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) di Cilengsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
KERTAS (PT.Kertas Padalarang)
Proses pembuatan
- Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong - potong atau lebih dikenal dengan log. log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk melunakan log dan menjaga kesinambungan bahan baku
- Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De - Barker
- Kayu dipotong - potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipping. Chip yang sesuai ukuran diambil dan yang tidak sesuai diproses ulang.
- Chip dimasak didalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang diunakan untuk membuat kertas) dengan lignin. proses pemasakan ini ada dua macam yaitu Chemical Pulping Process dan Mechanical pulping Process. Hasil dari digester ini disebut pulp (bubur kertas). Pulp ini yang diolah menjadi kertas pada mesin kertas.
Limbah Industry
- Limbah cair, yang terdiri dari padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen, kemudian senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan tinggi.
- Partikulat yang terdiri dariabu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain serta partikulat zat kimia terutama yang mengandung natrium dan kalsium.
- Gas yang terdiri dari gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan, oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime kiln, uap yang mengganggu jarak pandangan
- Limbah padat yang terdiri dari sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder, limbah dari potongan kayu.
Dampak limbah
Dampak dari limbah industri kertas yaitu pencemaran lingkungan dan kesehatan manusia, dan ini dampak bagi pencemaran lingkungan antara lain :
- Membunuh ikan, kerang, dan invertebrata akuatik lainnya
- Memasukkan zat kimia karsinogenik dan zat pengganggu aktivitas hormon ke lingkungan
- Menghabiskan jutaan liter air tawar
- Menimbulkan resiko terpaparnya masyarakat oleh buangan zat kimia berbahaya dari limbah industri yang mencemari lingkungan
Penanganan limbah
- Pencemar berbentuk gas yaitu dengan cara adsorbsi, absorbsi, kondensasi, pembakaran.
- Pencemaran berbentuk partikel yaitu dengan cara filter, filter basah, elektrostatik, dan kolektor mekanis
- Program penghijauan, bertujuan untuk menyerap hasil pencemaran udara berupa gas karbon dioksida (CO2) dan melepas oksigen sehingga mengurangi jumlah polutan di udara.
- Pembersih udara secara elektronik untuk mengurangi polutan udara dalam ruangan.
- Ventilasi udara dan exhaust fan
- Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap pengembangan.
GULA (PG. Jatibarang)
Proses pembuatan
1. Persiapan Pembuatan Gula Tebu
Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan gula dimulai dari penanaman tebu, proses ektrasi, pembersihan kotoran, penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi, penghilangan warna, dan sampai proses pengepakan sehingga sampai ketangan konsumen.
2. Ekstraksi
Caranya dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya.Cairan tebu kemudian dipanaskan dengan boiler.
3. Pengendapan Kotoran Dengan Kapur
Jus tebu dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming. Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan.
4. Penguapan (Evaporasi)
Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas (steam). Evaporasi dalam ‘evaporator majemuk’ (multiple effect evaporator) yang dipanaskan dengan steam merupakan cara yang terbaik untuk bisa mendapatkan kondisi mendekati kejenuhan (saturasi).
5. Pendidihan/ Kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam wadah yang sangat besar untuk dididihkan. Di dalam wadah ini air diuapkan sehingga kondisi untuk pertumbuhan kristal gula tercapai.
6. Penyimpanan
7. Afinasi (Affination)
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan lapisan cairan induk yang melapisi permukaan kristal dengan proses yang dinamakan dengan “afinasi”.
8.Karbonatasi.
Tahap pertama pengolahan cairan (liquor) gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh.Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna.
9. Penghilangan warna
Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna.Cara yang lain adalah dengan menggunakan resin penukar ion yang menghilangkan lebih sedikit warnadaripada GAC tetapi juga menghilangkan beberapa garam yang ada
10. Pendidihan
Sejumlah bubuk gula ditambahkan ke dalam cairan untuk mengawali/memicu pembentukan kristal. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.
Limbah industry
Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, antara lain ampas, blotong dan tetes. Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan kristal.
Dampak limbah
Pencemar dalam bentuk asap dan debu merugikan masyarakat dalam segi kesehatan, baik itu bagi kesehatan paru-paru dan sistem pernafasan serta bagi indera yang . Keberadaan abu limbah padatan menurunkan tingkat kesuburan tanah, dan penumpukan blotong pada lahan-lahan kosong berpotensi menjadi sumber pencemaran karena dapat ikut aliran air hujan yang masuk ke sungai di sekitar pabrik. Pencemaran air sungai dapat berupa bau yang menusuk dan pengurangan oksigen dalam air, sedang blotong yang ditumpuk dalam keadaan basah dapat menimbulkan bau yang menusuk dan sangat mengganggu masyarakat sekitar. Dalam bentuk cairan, limbah industri ini berbahaya karena merusak ekosistem air.
Penanganan limbah
1. Limbah Bagasse (Ampas)
Satu diantara energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya dan relatif ramah lingkungan adalah pengembangan bioetanol dari limbah-limbah pertanian (biomassa) yang mengandung banyak lignocellulose seperti bagas .
2. Limbah Blotong (Padat)
Selama ini pemanfaatan blotong umumnya adalah sebagai pupuk organic. Pemanfaatan blotong sebagai kayu bakar, juga sudah lama dijalankan oleh masyarakat di sekitar PG.
3 Limbah Tetes (Cair)
Penggunaan tetes sebagai pakan ternak sebagai sumber energi dan meningkatkan nafsu makan, selain itu juga untuk meningkatkan kualitas bahan pakan dengan peningkatan daya cernanya.
TAHU (Pabrik Tahu Palasari, Sumedang Utara)
- Proses pembuatan
- Kedelai
- Di rendam selama 3 – 4 jam
- Di keringkan
- Di giling
- Sampai terbentuk cairan
- Di masak ( di rebus )
- Penguapan
- Terbentuk Sari
- Disaring sarinya
- Pencukaan
- Tahu di cetak
Limbah industry
1. Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu
2. Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( kedelai, dll)
3. Asap dari pengolahan tahu.
4. Asap dari kayu bakar.
5. Aroma dari bahan baku tahu yang mengandung amonia.
6. Ampas tahu
Dampak limbah
Pencemaran air, disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi ph normal pada air, keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh, merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.
Pencemaran udara, dinding-dinding pabrik berubah warna menjadi hitam akibat asap kayu bakar.
Penanganan limbah
- Limbah cair dari pabrik tahu langsung di buang pada sungai. Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.
- Limbah padat berupa ampas tahu di jual kembali menjadi oncom atau dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.
- Limbah gas di buang di udara
MINYAK KELAPA SAWIT (PT Wirata, Kab. Bengkayang)
Proses pembuatan
1. Perebusan
2. Perontokan Buah dari Tandan
3. Pengolahan Minyak dari Daging Buah
4. Proses Pemurnian Minyak
Limbah industry
Limbah padat Tandan Kosong, limbah padat yang jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 6 juta ton, dan limbah cair.
Dampak limbah
Keselamatan masyarakat yang bermukim terkena dampak kegiatan operasional pembuangan limbah hingga pada tingkat yang meresahkan dan berakibat tercemarnya air bersih konsumsi warga, serta munculnya aroma busuk dari sungai. Limbah cair pabrik pengolahan minyak kelapa sawit ini jika tidak dikelola dengan baik apalagi langsung dibuang ke perairan maka akan menyebabkan matinya biota mikroskopik dan mikroorganisme di perairan tersebut. Selain itu, limbah cair yang ditampung pada kolam besar yang terbuka akan menyebabkan bertambahnya emisi gas berupa metana yang merupakan penyebab efek rumah kaca yang akan melubangi lapisan ozon, dan gas metana itu sendiri akan menimbulkan aroma yang tidak sedap, itu berarti limbah gas dari pabrik pengolahan minyak kelapa sawit tersebut akan menimbulkan polusi udara yang tidak ringan. Limbah padat dari kelapa sawit itu sendiri juga akan menimbulkan bau tidak sedap karena akan membusuk jika terus ditumpuk.
Penanganan limbah
- Proses Pengolahan Limbah Cair Industri Kelapa Sawit
- Teknik pengolahan limbah cair industri kelapa sawit pada umumnya menggunakan metode pengolahan limbah kombinasi.yaitu dengan sistem proses anaerobik dan aerobik. Pengolahan limbah secara anaerobik merupakan proses degradasi senyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalam limbah cair oleh bakteri. Setelah pengolahan limbah cair secara anaerobik dilakukan pengolahan limbah cair dengan proses aerobic selama 15 hari
- Pengelolaan limbah padat
a. Tandan Kosong Sawit (TKS) sebagai Kompos dan Pupuk Organik
b. Pembuatan Papan Partikel dari Sabut Kelapa Sawit
c. Pembuatan Pulp dari Sabut Kelapa Sawit
e. Asap Cair Dari Cangkang Kelapa Sawit
g. Potensi Produksi Xylose dari tandan kosong
0 comments
Post a Comment