Hari pertama buka puasa memang benar-benar 'bencana' - bagi saya tentunya - jam kantor yang berakhir di pukul setengah lima selama di bulan Ramadhan ternyata tidak membuat saya tiba di rumah lebih cepat. Walaupun sehari-hari di depan Mall Ambasador memang macet terutama saat jam 5 ketika semua karyawan baik kantor maupun mall bersamaan bubar dari tempat kerjanya masing-masing dan antri dengan manis di tepi jalan mencari angkutan umum, ternyata kemacetan itu belum apa-apa dibandingkan dengan sekarang. Parah! Kendaraan umum begitu susah dan selalu full, ujung-ujungnya saya pun berjalan hingga ke Jalan Sudirman berfikir disana pasti lebih banyak kesempatan dan ternyata saudara-saudara, hasilnya sama saja. Nihil.
Sayapun berbuka puasa dengan mengguyur tenggorokan dengan sebotol aqua dan ketika sedang berdiri di tepi jalan terguyur debu dan asap knalpot, saya melihat pedagang bubur sumsum yang laris manis dikerubuti pembelinya. Hmm, ide bubur sumsum dengan kuah pisang dan nangka ini pun saya contek dari sana. Rasanya lezat.
Sayapun berbuka puasa dengan mengguyur tenggorokan dengan sebotol aqua dan ketika sedang berdiri di tepi jalan terguyur debu dan asap knalpot, saya melihat pedagang bubur sumsum yang laris manis dikerubuti pembelinya. Hmm, ide bubur sumsum dengan kuah pisang dan nangka ini pun saya contek dari sana. Rasanya lezat.
0 comments
Post a Comment