Perasaan Jomblo di saat Teman-temannya Sedang menikah


Belum siap menikah

PERASAAN JOMBLO DI SAAT TEMAN-TEMANNYA MENIKAH

Menikah adalah suatu momen yang sangat istimewa yang terjadi pada diri manusia. Dengan menikah sesuatu yang dulu dilarangpun akhirnya bisa bernilai ibadah, oleh karenanya menikah sangat dinanti oleh para muda-mudi yang telah baligh.

HA-HA-HA Ups? Mau ketawa Takut Dosa, Mblo Mblo Btw kamu yang lagi baca jomblo apa sudah menikah? Sabar ini ujian, Menjadi seorang jomblo itu terkadang pilihan kok bukan karena kita tak mampu mencari Pacar atau mungkin Kita belum Move on dari mantan yang dulu , tentu masihh mending teman yang pada menikah lah ane adik ane menikah udah punya dedek 2 kembar  heheeh simak perasaan seorang jomblo ketika teman-temannya pada menikah.

Temanmu kini tengah memasuki fase yang paling bahagia dalam hidupnya yaitu pernikahan. Sementara kamu masih belum melangkah kemana-mana alias melajang. Tentu kebahagian akan selalu kamu haturkan kepada teman yang menikah. Namun, siatuasi seperti ini mau tidak mau membuat kamu berpikir dan mulai merasa gundah akan tuntutan untuk segera menikah juga. Perasaan iri, keraguan diri, dan ketakutan pasti akan menyelimuti diri apalagi kondisinya dirimu belum menemukan orang yang tepat. Tim rileks akan memberikan beberapa cara untuk mengatasi pergolakan batin ini.

1. Iri ketika teman menikah

Merasa iri dengki tentu bukan sebuah bentuk perasaan yang sehat. Tapi akan sangat aneh jika kamu tidak pernah merasa iri dengan temanmu yang akan menikah dan berharap kamu berada di posisinya juga. Akar dari iri hati adalah rasa takut, jadi tanyakan pada dirimu apa yang kamu takutkan. Misalnya, kamu takut akan perubahan yang terjadi antara kamu dan sahabatmu pasca pernikahanya. Saat kamu tahu sumber dari kecemasanmu, kamu bisa meyakinkan kembali dirimu. Jika ia adalah teman dekat, mungkin hubunganmu akan tetap terjalin kuat. Jangan pernah putus harapan dan menyerah pada rasa cemburu atau iri hati. Percayalah bahwa suatu saat kamu juga akan menuju pernikahan.

2. Minder ketika teman menikah

Sekali kamu terperangkap pada kebimbangan diri setelah kamu kembali dari rapat persiapan pernikahan temanmu. Selama rapat, kamu terus berusaha mencari jalan untuk melarikan diri. Namun, pemikiran negative seperti ini hanya akan memperburuk kondisimu dan justru akan semakin menambah amarah dan iri pada temanmu.


3. Berusaha Bohong Kalau belum Siap Menikah

Jika kamu kini sedang sibuk dengan urusan sekolah atau kantor, maka akan sangat sulit bagimu untuk menyediakan waktu bagi orang yang tepat. Saat-saat seperti inilah yang merupakan saat yang kurang tepat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Mengpa? Jelas karena masalah waktu. Karena kamu terlalu sibuk, pasangan pun akan kesal sehingga terjadilah konflik. Atau bisa jadi memang dari dalam diri kamulah ketidaksiapan itu muncul. Maka dari itu, jangan takut apabila teman-temanmu yang lain sudah menikah. Semua pasti punya waktunya masing-masing. Cobalah berpikir positif kalau dengan menjadi jomblo, kamu akan lebih luasa untuk bergaul dengan lelaki manapun yang kamu suka atau dengan menjadi jomblo kamu punya waktu lebih untuk diri sendiri. Kamu bisa lebih memanjakan diri dengan menjadi jomblo.


4. Libatkan dirimu pada persiapan pernikahan

Mungkin saja kamu sudah pernah terlibat dalam persiapan pelaksanaan pernikahan teman atau keluarga seperti mengurus catering, tempat, souvenir, dan hal-hal lainnya. Tetapi jika belum pernah terlibat, cobalah untuk melibatkan diri dalam pernikahan teman sebagai bagian dari rasa hormat dan sayangmu kepadanya. Dengan mengarahkan energimu ke hal-hal yang positif seperti ini justru mampu membuang semua pikiran negatifmu. Tapi, hanya satu kuncinya yaitu ikhlas.

5. Akuilah perasaanmu

Saat temanmu menunjukkan cincin pertunangannya dan mengatakan akan segera menikah, perasaanmu terkadang kesal akan sikap sok pamernya ini. Oleh karena itu, daripada dipendam, lebih baik kamu utarakan perasaanmu sebenarnya. Jujurlah kepada temanmu. Tidak perlu khawatir karena jika pertemananmu sangat dekat, temanmu pasti akan sangat mengerti dan menghargai kejujuranmu.


Apa Itu Pernikahan?? 

Menikah adalah suatu momen  yang sangat istimewa yang terjadi pada diri manusia. Dengan  menikah sesuatu yang dulu dilarangpun akhirnya bisa bernilai ibadah, oleh karenanya menikah sangat dinanti oleh para muda-mudi yang telah baligh. Hukum menikah dalam Islampun kondisiental artinya hukum  yang berlaku sesuai dengan keadaan seseorang. Pernikahan akan menjadi sunah apabila seorang pria telah dewasa dan mampu  memberi nafkah lahir batin, menjadi  wajib manakala jika tidak segera menikah akan mudah terjadi zinah, , bahkan hukum menikah bisa  menjadi haram mana kala tujuannya untuk menyakiti.

Menikah bukanlah perkara sepele, karena dalam pernikahan akan ada tanggung jawab besar setelahnya, ketika ijab  qabul pernikahan telah diselenggarakan sesuai syarat dan rukunnya, maka saat itulah seorang laki-laki telah mengambil alih tanggung jawab besar seorang anak perempuan dari ayahnya.

Oleh karenanya membimbing seorang istri menuju jalan Allah adalah suatu keharusan, karena ia akan mampu menyeret suami keneraka-Nya jika sampai istri menyimpang dari jalan-Nya. Bahkan untuk urusan dunia sekalipun, ketika seoarang pria menikahi seorang anak perempuan dari seorang ayah berarti benar-benar ia harus bisa berjuang memberinya nafkah lahir dan batin. 

Nafkah lahir tentu bukan hanya memberikannya uang belanja untuk kemudian kita makan bersama dengannya, namun lebih dari itu kita harus mampu memberikan segala hal yang ia butuhkan. Kebutuhan wanita yang kompleks tentu harus kita pikirkan dan penuhi, mulai dari kebutuhan make-up, pakaian, dan berbagai kebutuhan wanita lainnya, termasuk didalamnya kebutuhan dalam hal menuntut ilmu.

Semua tanggung jawab besar seorang suami menuntut kita untuk bekerja keras agar  mendapatkan pundi-pundi rupiah , sehingga kita akan mampu mencukupi segala hal yang dibutuhkan istri kita. Seharusnya setelah menikah beban orangtua istri makin berkurang dan kebutuhan istri semakin mudah dipenuhi bukan justru kita tuntut ia untuk mengurangi hal-hal yang biasanya orangtuanya penuhi.

Lebih dari itu menikah berarti juga cambuk bagi kita agar semakin semangat memperdalam ilmu agama-Nya, agar kita mampu mengarahkan keluarga kita kejalan syurga-Nya. Bukankahn sudah jelas dalam kitab suci Allah menyuruh kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka yang bahan bakarnya dari jin dan manusia, tentu hanya dengan keimanan dan ilmu agama yang tinggi kita akan lebih  mudah menjaga dan mengarahkan mereka.

Urgentnya Tujuan Menikah


Sebuah angkutan umum hanya akan melaju pada arah tujuannya, jika anda ingin menuju Jakarta tak mungkin sampai jika naik angkutan umum jurusan Purwokerto. Inilah gambaran kecil akan pentingnya suatu tujuan(Niat). Bahkan ada suatu hadits yang sangat popular ditelinga kita, setiap kiyai dan ustadz hampir sudah semua membahas hadits "Innamal A'malu  Binniyat" yang artinya Amal itu tergantung niatnya,dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Hadits ini adalah sebuah motivasi besar agar dalam setiap hal kita memiliki niat yang besar, terpuji, dan yang paling penting bernilai ibadah. Hal ini dikarenakan jika kita berniat besar meski baru bisa melakukan hal-hal kecil, semoga Allah menuliskan pahalanya sebesar niat kita tersebut.

Kembali keurgentnya niat nikah.


Dewasa ini kita sering melihat banyak pernikahan yang kandas ditengah jalan, berakhir dengan permusuhan dan perceraian. Faktor terbesar dari semua ini tentu dikarenakan salahnya niat menikah tersebut. Seorang pasangan muda banyak yang menikah hanya karena untuk memuaskan hasrat seksualnya, sehingga setelah itu semua mudah didapatkan pernikahan menjadi hampa tanpa ada lagi  tujuan. Akibatnya sedikit saja gesekan dan problem dianggapnya masalah besar bahkan menjadikannya jalan kesempatan menuju perpisahan. 

Jika niat menikah hanya karena sebuah kecantikan ataupun harta kekayaan tentu ia akan mudah sirna ditengah bahkan diawal perjalanan, karena kecantikan dan harta merupakan hanya keinginan nafsu dimana ia akan mudah hilang dan menuntut mendapatkan yang lebih setelah mendapatkan. Akibatnya tentu terjadilah kembali perceraian.

Apa yang akan kita lakukan dimasa depan sangat ditentukan oleh apa niat kita diawal. Sebagai gambaran, (semoga Allah meridhoi saya dan selalu menjaga niat saya. Sungguh takut rasanya menceritakan ini, takut sombong dan riya) jujur niat saya menikah utamanya adalah memang menjaga diri dari perbuatan yang dilarang, namun niat yang paling besar, saya sangat ingin berguna untuk Dien Islam. Terutama niat memiliki keturunan yang bisa meneruskan cita-cita saya yang hampir kandas, apalagi jika tanpa pertolongan Allah. 

Cita-cita saya adalah memiliki putra-putri yang memiliki banyak guna untuk Agama, ahli dakwah dan hafal Al-Qur'an. Niat ini timbul bukan karena atas dasar agar anak saya bisa menyelamatkan saya dari neraka-Nya namun lebih dari itu karena saya sangat mencintai Islam, Nabi dan Rasul, dan orang-orang yang meneruskan perjuangan-Nya (Ulama).

Niat ini saya ceritakan untuk menggambarkan pentingnya niat menikah. Dengan niat menikah maka tujuan kita akan terarah, bahkan rumah tangga akan senantiasa penuh warna. Saya memiliki goal untuk menyekolahkan anak-anak saya kelak kelembaga pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai Agama, membentuknya menjadi ahli Al-Qur'an dan Hadits. 

Membentuk suasana rumah menjadi rumah yang agamis dan penuh pendidikan . Semoga dengan diceritkannya ini akan menjadi pahala buat saya yang penuh dosa ini, dan apabila saya tidak sempat merealisasikan cita-cita ini semoga akan ada pembaca yang terinspirasi sehingga memiliki cita-cita ini, akhirnya akan semakin bermunculanlah generasi Islam yang kuat iman dan ilmunya dan yang terpenting ilmunya berguna untuk Agama dan keselamatan umat.

Nah itu sedikt bagaimana sih rasanya menjadi Seorang Jomblo di saat teman temanmu sedang pada menikah namun kamu masih sendirian bersandar aja sama tembok huw kacian kacian :v