Yasin Online Arab-Indonesia

Surat Yasin Full Arab-Indonesia

Surat Yasin

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
  1. يٰسۤ ۚyā sīnYa Sin
  2. وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙwal-qur`ānil-ḥakīmDemi Al-Qur'an yang penuh hikmah,
  3. اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙinnaka laminal-mursalīnsungguh, engkau (Muhammad) adalah salah seorang dari rasul-rasul,
  4. عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ'alā ṣirāṭim mustaqīm(yang berada) di atas jalan yang lurus,
  5. تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙtanzīlal-'azīzir-raḥīm(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Penyayang,
  6. لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَlitunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum gāfilụnagar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.
  7. لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَlaqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fa hum lā yu`minụnSungguh, pasti berlaku perkataan (hukuman) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman.
  8. اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَinnā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum muqmaḥụnSungguh, Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, karena itu mereka tertengadah.
  9. وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَwa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā yubṣirụnDan Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
  10. وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَwa sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu`minụnDan sama saja bagi mereka, apakah engkau memberi peringatan kepada mereka atau engkau tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman juga.
  11. اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍinnamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring karīmSesungguhnya engkau hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, walaupun mereka tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.
  12. اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍinnā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim mubīnSungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati, dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).
  13. وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚwaḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā`ahal-mursalụnDan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;
  14. اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَiż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn(yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga (utusan itu) berkata, “Sungguh, kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.”
  15. قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَqālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai`in in antum illā takżibụnMereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu ini hanyalah manusia seperti kami, dan (Allah) Yang Maha Pengasih tidak menurunkan sesuatu apa pun; kamu hanyalah pendusta belaka.”
  16. قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَqālụ rabbunā ya'lamu innā ilaikum lamursalụnMereka berkata, “Tuhan kami mengetahui sesungguhnya kami adalah utusan-utusan(-Nya) kepada kamu.
  17. وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُwa mā 'alainā illal-balāgul-mubīnDan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.”
  18. قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌqālū innā taṭayyarnā bikum, la`il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun alīmMereka menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.”
  19. قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَqālụ ṭā`irukum ma'akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum musrifụnMereka (utusan-utusan) itu berkata, “Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
  20. وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙwa jā`a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi'ul-mursalīnDan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas dia berkata, “Wahai kaumku! Ikutilah utusan-utusan itu.
  21. اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ittabi'ụ mal lā yas`alukum ajraw wa hum muhtadụnIkutilah orang yang tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
  22. وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَwa mā liya lā a'budullażī faṭaranī wa ilaihi turja'ụnDan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.
  23. ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚa attakhiżu min dụnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni 'annī syafā'atuhum syai`aw wa lā yungqiżụnMengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? Jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku.
  24. اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍinnī iżal lafī ḍalālim mubīnSesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.
  25. اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗinnī āmantu birabbikum fasma'ụnSesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)-ku.”
  26. قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙqīladkhulil-jannah, qāla yā laita qaumī ya'lamụnDikatakan (kepadanya), “Masuklah ke surga.” Dia (laki-laki itu) berkata, “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,
  27. بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَbimā gafara lī rabbī wa ja'alanī minal-mukramīnapa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang telah dimuliakan.”
  28. ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَwa mā anzalnā 'alā qaumihī mim ba'dihī min jundim minas-samā`i wa mā kunnā munzilīnDan setelah dia (meninggal), Kami tidak menurunkan suatu pasukan pun dari langit kepada kaumnya, dan Kami tidak perlu menurunkannya.
  29. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خَامِدُوْنَing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum khāmidụnTidak ada siksaan terhadap mereka melainkan dengan satu teriakan saja; maka seketika itu mereka mati.
  30. يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَyā ḥasratan 'alal-'ibād, mā ya`tīhim mir rasụlin illā kānụ bihī yastahzi`ụnAlangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
  31. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَa lam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurụni annahum ilaihim lā yarji'ụnTidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tidak ada yang kembali kepada mereka.
  32. وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَwa ing kullul lammā jamī'ul ladainā muḥḍarụnDan setiap (umat), semuanya akan dihadapkan kepada Kami.
  33. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَwa āyatul lahumul-arḍul-maitatu aḥyaināhā wa akhrajnā min-hā ḥabban fa min-hu ya`kulụnDan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.
  34. وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙwa ja'alnā fīhā jannātim min nakhīliw wa a'nābiw wa fajjarnā fīhā minal-'uyụnDan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,
  35. لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَliya`kulụ min ṡamarihī wa mā 'amilat-hu aidīhim, a fa lā yasykurụnagar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
  36. سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَsub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamụnMahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
  37. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙwa āyatul lahumul-lailu naslakhu min-hun-nahāra fa iżā hum muẓlimụnDan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam) kegelapan,
  38. وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗwasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-'azīzil-'alīmdan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
  39. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِwal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā 'āda kal-'urjụnil-qadīmDan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
  40. لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَlasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahār, wa kullun fī falakiy yasbaḥụnTidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
  41. وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙwa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masy-ḥụnDan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan,
  42. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَwa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabụndan Kami ciptakan (juga) untuk mereka (angkutan lain) seperti apa yang mereka kendarai.
  43. وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙwa in nasya` nugriq-hum fa lā ṣarīkha lahum wa lā hum yungqażụnDan jika Kami menghendaki, Kami tenggelamkan mereka. Maka tidak ada penolong bagi mereka dan tidak (pula) mereka diselamatkan,
  44. اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍillā raḥmatam minnā wa matā'an ilā ḥīnmelainkan (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai waktu tertentu
  45. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَwa iżā qīla lahumuttaqụ mā baina aidīkum wa mā khalfakum la'allakum tur-ḥamụnDan apabila dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu (di dunia) dan azab yang akan datang (akhirat) agar kamu mendapat rahmat.”
  46. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَwa mā ta`tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānụ 'an-hā mu'riḍīnDan setiap kali suatu tanda dari tanda-tanda (kebesaran) Tuhan datang kepada mereka, mereka selalu berpaling darinya.
  47. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍwa iżā qīla lahum anfiqụ mimmā razaqakumullāhu qālallażīna kafarụ lillażīna āmanū a nuṭ'imu mal lau yasyā`ullāhu aṭ'amahū in antum illā fī ḍalālim mubīnDan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
  48. وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَwa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīnDan mereka (orang-orang kafir) berkata, “Kapan janji (hari berbangkit) itu (terjadi) jika kamu orang yang benar?”
  49. مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَmā yanẓurụna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta`khużuhum wa hum yakhiṣṣimụnMereka hanya menunggu satu teriakan, yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
  50. فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَfa lā yastaṭī'ụna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarji'ụnSehingga mereka tidak mampu membuat suatu wasiat dan mereka (juga) tidak dapat kembali kepada keluarganya.
  51. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَwa nufikha fiṣ-ṣụri fa iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilụnLalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya.
  52. قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَqālụ yā wailanā mam ba'aṡanā mim marqadinā hāżā mā wa'adar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalụnMereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya).
  53. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَing kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa iżā hum jamī'ul ladainā muḥḍarụnTeriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami (untuk dihisab).
  54. فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَfal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai`aw wa lā tujzauna illā mā kuntum ta'malụnMaka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak akan diberi balasan, kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan.
  55. اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚinna aṣ-ḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihụnSesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka).
  56. هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚhum wa azwājuhum fī ẓilālin 'alal-arā`iki muttaki`ụnMereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh, bersandar di atas dipan-dipan.
  57. لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚlahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yadda'ụnDi surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa saja yang mereka inginkan.
  58. سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍsalām, qaulam mir rabbir raḥīm(Kepada mereka dikatakan), “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.
  59. وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَwamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimụnDan (dikatakan kepada orang-orang kafir), “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berdosa!
  60. اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌa lam a'had ilaikum yā banī ādama al lā ta'budusy-syaiṭān, innahụ lakum 'aduwwum mubīnBukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu,
  61. وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌwa ani'budụnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīmdan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.”
  62. وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَwa laqad aḍalla mingkum jibillang kaṡīrā, a fa lam takụnụ ta'qilụnDan sungguh, ia (setan itu) telah menyesatkan sebagian besar di antara kamu. Maka apakah kamu tidak mengerti?
  63. هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَhāżihī jahannamullatī kuntum tụ'adụnInilah (neraka) Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu.
  64. اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَiṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurụnMasuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya.
  65. اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَal-yauma nakhtimu 'alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasy-hadu arjuluhum bimā kānụ yaksibụnPada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.
  66. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَwalau nasyā`u laṭamasnā 'alā a'yunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirụnDan jika Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan penglihatan mata mereka; sehingga mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka bagaimana mungkin mereka dapat melihat?
  67. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَwalau nasyā`u lamasakhnāhum 'alā makānatihim famastaṭā'ụ muḍiyyaw wa lā yarji'ụnDan jika Kami menghendaki, pastilah Kami ubah bentuk mereka di tempat mereka berada; sehingga mereka tidak sanggup berjalan lagi dan juga tidak sanggup kembali.
  68. وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَwa man nu'ammir-hu nunakkis-hu fil-khalq, a fa lā ya'qilụnDan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada awal kejadian(nya). Maka mengapa mereka tidak mengerti?
  69. وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙwa mā 'allamnāhusy-syi'ra wa mā yambagī lah, in huwa illā żikruw wa qur`ānum mubīnDan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang jelas,
  70. لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَliyunżira mang kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu 'alal-kāfirīnagar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.
  71. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُوْنَa wa lam yarau annā khalaqnā lahum mimmā 'amilat aidīnā an'āman fa hum lahā mālikụnDan tidakkah mereka melihat bahwa Kami telah menciptakan hewan ternak untuk mereka, yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami, lalu mereka menguasainya?
  72. وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَwa żallalnāhā lahum fa min-hā rakụbuhum wa min-hā ya`kulụnDan Kami menundukkannya (hewan-hewan itu) untuk mereka; lalu sebagiannya untuk menjadi tunggangan mereka dan sebagian untuk mereka makan.
  73. وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَwa lahum fīhā manāfi'u wa masyārib, a fa lā yasykurụnDan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?
  74. وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗwattakhażụ min dụnillāhi ālihatal la'allahum yunṣarụnDan mereka mengambil sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan.
  75. لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَlā yastaṭī'ụna naṣrahum wa hum lahum jundum muḥḍarụnMereka (sesembahan) itu tidak dapat menolong mereka; padahal mereka itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga (sesembahan) itu.
  76. فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَfa lā yaḥzungka qauluhum, innā na'lamu mā yusirrụna wa mā yu'linụnMaka jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Muhammad) bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
  77. اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌa wa lam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa iżā huwa khaṣīmum mubīnDan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, ternyata dia menjadi musuh yang nyata!
  78. وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌwa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqah, qāla may yuḥyil-'iẓāma wa hiya ramīmDan dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal kejadiannya; dia berkata, “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?”
  79. قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙqul yuḥyīhallażī ansya`ahā awwala marrah, wa huwa bikulli khalqin 'alīmKatakanlah (Muhammad), “Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk,
  80. ِۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَallażī ja'ala lakum minasy-syajaril-akhḍari nāran fa iżā antum min-hu tụqidụnyaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu.”
  81. اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُa wa laisallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin 'alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-'alīmDan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha Mengetahui.
  82. اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُinnamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụnSesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.
  83. masrudianto273@gmail.com
  84.  
  85. Demikian Semoga Bermanfaat :)

Profil Lengkap Ulin Nuha Peserta Aksi Indosiar Asal Cilacap

Ulin Nuha Peserta Aksi Indosiar 2019

peserta aksi indosiar asli cilacap

Sudah lama ingin menulis tentang ini.  Pertama ini adalah opini pribadi.  Jadi apabila anda  mempunyai pandangan yang berbeda ya sah saja.

Seperti sudah kita ketahui bersama, mas Ulin Nuha lahir dan bertumbuh di desa Karangrena  Kecamatan Maos,  Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Dari pasangan Ibu dan Bapak Yai M. Darto Noor.

Ulin kecil adalah anak yang pemalu.
Ulin kecil juga bersekolah, di sekolah umum.
SD N 1, lanjut ke SMP N 1 Maos kemudian ke SMA N Sampang. Dan sekarang kuliah di UNUGHA Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali.

Praktis pendidikan dan pelajaran agama dari bapaknya. Baik lewat yang tersirat ataupun yang tersurat. Seperti kita ketahui, pendidikan agama di sekolah umum sangat sedikit.

Di usia SMP kelas 2 Ulin belajar Ndalang.
Pentas pertama saat Ulin kelas 3 SMP.
Yang menarik dan Unik, Ulin tampil dengan Niaga ciliknya. Karena sebagian besar pengrawit masih kecil dan dalangnya juga masih anak anak,  maka terkenal dengan nama  "Dalang Cilik ".

Dan puncak job ndalang Ulin saat SMA.
Dan saya pernah menikmati pertunjukan langsung saat mudik beberapa tahun yang lalu.
Bersama mertua , saya ngorol sambil mencerna pesan yang disampaikan sang dalang cilik. Yang paling saya kangeni itu suluk nya Ulin .

Jadi untuk menjadi seperti sekarang ,Ulin sudah belajar dan berlatih dari kecil.
Di saat anak seusianya main, Ulin kecil sudah belajar mengendalikan diri .
Disaat temen seusianya menghabiskan waktu untuk bersenang senang, Ulin kecil harus belajar ngaji sama bapak.

Kenapa Ulin menarik Simpati dan dukungan publik di AKSI Indosiar???
Karena sosoknya yang santun .
Karena materi yang disampaikan.
Karena adabnya mendahului ilmu.
Unik generasi milenial, mengupas sejarah Islam jaman wali dengan lugas.

Ini saya menyebutnya "Personal Brand " Ulin .
Ini juga jawaban, kenapa #Tim Relawan Ulin  , baik yang di Jakarta , Bandung  , Cilacap, Maos, Karangrena , Yogya, Kalimantan dan seluruh nusantara bahkan luar negeri Selalu kompak dan bersinergi mendukung Ulin.

Dari komunitas yang berada dalam mendukung Ulin juga luar biasa banyak.
1.Pawaka Jakarta
2.Pawaka Pijak
3.Pawaka Bandung
4.Republik Ngapak
5.TNI dan Polri Karangrena.
6.Genta Sentra Mas
7.Gerak Sedekah Cilacap
8.Sedekah Bergerak
9.DLL
Mohon maaf tidak disebut semuanya karena menurut data lebih dari 85 komunitas.

Kenapa mereka begitu semangat???
Karena Ulin layak diperjuangkan.
Mengusung budaya dalam syiarnya.
Karena Ulin mempunyai kualitas.
Adabnya mendahului ilmu.

Selamat berjuang sedulur dan #Tim Relawan
Untuk Ulin Juara . Untuk tumpah darah tercinta.
Untuk generasi penerus kita.

Copas.....dr grup relawan ulin nuha

Tidak ada "orang baik"yang tidak punya masa lalu, Dan tidak ada "orang jahat" yang tidak punya masa depan


orang jahat










*Saudara Saudari ku*
*Ikhwaani wa akhawaati fillah rahimakumullah.*

Mendengar
Kata kata bijak,
Kata kata baik...
Kata kata hebat....

Tidak harus dari ucapan atau tulisan orang hebat
Tidak harus dari ucapan atau tulisan orang bijak
Dan tidak harus dari ucapan atau tulisan orang baik

Kalau tau itu kata kata atau tulisan benar dan saat itu kita merasa tersindir...seharusnya kita bersyukur telah di ingatkan dan segera melaksanakan..jangan merasa sombong untukmengakuinya...
kalau kita abaikan berarti kita yang bodoh..dan munafik

Jangan melihat siapa yang mengucapkan atau siapa yang menulis.
Tuhan memberikan ilmu tidak selalu melalui orang pintar....
Tuhan memberikan Rizqi tidak selalu dari orang Kaya.
Tuhan membuka kesadaran tidak selalu melalui orang baik.

Tidak ada "orang baik"yang tidak punya masa lalu,
Dan tidak ada "orang jahat" yang tidak punya masa depan...

Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk berubah menjadi lebih baik...
Bagaimanapun masa lalunya dahulu, sekelam apa lingkungannya dulu, dan seburuk apa perangainya di masa lampau.

Berilah kesempatan seseorang untuk berubah...

Karena, seseorang yang "hampir membunuh Rasul" pun kini berbaring di sebelah makam beliau. : *Umar bin Khattab.*

Jangan melihat seseorang dari masa lalunya. Seseorang yang pernah berperang melawan agama Allah pun akhirnya menjadi pedang-nya Allah : *Khalid bin Walid*

Jangan memandang seseorang dari status dan hartanya, karena sepatu emas fir'aun berada di neraka, sedangkan *"sandal jepit" Bilal bin rabah terdengar di syurga.*
Intinya,

Jangan memandang remeh seseorang karena masa lalu n lingkungannya, karena bunga teratai tetap mekar cantik meski tinggal di air yang kotor...

Maka untuk jadi hebat yang diperlukan adalah kuatnya tekad.

Tak perlu pusingkan masa lalu, tak perlu malu dengan tempat asalmu, jika kau mau...
kamu bisa menjadi laksana bunga teratai yang tinggal di air yang kotor namun tetap mekar mengagumkan.

Berubah dan bangkit jauh lebih indah dari pada diam dan hanya bermimpi tanpa melakukan tindakan apapun.
Allah SWT berfirman:
... Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. ....
(QS. Ar-Ra'd: Ayat 11)

 *Saya tidak akan berhenti mengulang-ngulang ini demi mengamalkan Firman Allah :*

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
 (QS. Al ‘Ashr: 1-3).

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
wa mā khalaqtul-jinna wal-insa illā liya'budụn
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.
(QS. Adz Dzariyat: 56)


Bab I.Tidak ada Kata Stres,Putus Asa, Kecewa dan Sedih

Untuk Apa Stres...Untuk Apa Putus Asa...Untuk Apa kecewa..Untuk Apa Sedih berkepanjangan...sedih memang Manusiawi tapi tidak untuk berkepanjangan....bahkan kita dilarang menjadi lemah...bersedih hati..dan putus asa..
Semua tidak akan terjadi kalau kita Percaya kepada Allah ..Kitabullah..dan Rasulullah....

Allah berfirman :
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”
*(QS. Al Hadid ayat. 22-23)*

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk".
*(Al Baqarah ayat .155-157)*

Dan Janganlah kamu merasa lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamu adalah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu (benar-benar) beriman .
*(QS.Ali Imran ayat.139)*

...................... dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
*(QS Yusuf ayat. 87)*

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan
*(Qs ali 'imran ayat 185)*

Allah SWT sendiri sesungguhnya telah memberitahukan kepada kita bahwa Allah pasti akan menguji kepada siapapun yang mengaku beriman, meskipun ujian yang diberikan oleh Allah tersebut berbeda beda melihat dari kesanggupan masing2 umat Nya itu sendiri.

Penegasan bahwa Tuhan akan menguji setiap orang yang beriman tersebut termaktub dalam firman-Nya surat Al-Ankabut ayat 2-3, yang maksudnya:

*"Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan kami telah beriman sedang mereka tidak diuji. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh Dia juga mengetahui orang-orang yang dusta".*

Jadi Tuhan sendiri telah memberitahukan kepada kita bahwa telah banyak orang yang ternyata imannya tersebut hanya dusta belaka, karena mereka tidak tahan uji, tentu disamping banyak pula yang benar benar imannya.


*Bab II. Tidak ada Masalah Yang tidak bisa Di lalui*

Tidak ada masalah di dunia ini yang tidak bisa kita lewati..dan tidak ada masalah di dunia ini yang membuat kita mati kecuali ajal mu sudah tiba tdk bisa kau menghindar..
Allah memberi cobaan ..ujian kepada manusia berdasarkan kemampuan orang tersebut..
seperti halnya anak SD ya ujiannya tuk anak SD ...tidak mungkin dikasih ujian anak SMP apalagi SMA....itu janji Allah simak ayat2 berikut ini :

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
*(QS..Al A'raaf..ayat 42 )*

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.......:"
*(QS: Al Baqarah ayat. 286)*

Dan janji Allah dua kali disebutkan dalam satu Surah..:

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
*(QS. Alam Nasyrah ayat 5-6)*

Untuk itu.. jalankan peran mu.Hadapi..masalah mu...beribadah..ikhtiar..berdoa ..dan bersyukur serta bertawakal apapun hasilnya yakinlah itu yang terbaik untuk dirimu dari Allah....

Allah SWT berfirman:
''Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan( kepada Allah) dengab sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar"
*(QS. AL-Baqarah ayat 153)*

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram".
*( QS. ar-Raad ayat 28 )*

*Bab III.Hidup di Dunia ini Hanya Sendau Gurau*

Banyak manusia mengaku beragama bertuhan bahkan ada sebagian yang rajin menjalankan ibadah, akan tetapi mereka lupa kita hidup di dunia ini cuma mampir sesaat dan numpang untuk mati bukan numpang untuk hidup selamanya. Kampung Akhirat lah kampung kita yang kekal.
Setelah mati putus lah semua amalan kita tidak ada yang kita bawa, Harta, jabatan kedudukan bahkan orang orang yang kita cintai, hanya Amal ibadah, Ilmu yang bermanfaat dan doa anak2 yang sholeh yang kita bawa.
Akan tetapi kadang kedudukan, jabatan, harta, pangkat membuatnya manusia lupa dan terlalu memakan fikiran nya tidak menyadari atau lupa kalau Kehidupan di
Dunia ini hanya main-main sendau gurau, penuh dengan angan -angan dan tipu daya. Kehidupan Akhiratlah hasil akhir dari dari kehidupan yang kita jalani di Dunia Dan sesungguhnya kehidupan Akhirat itulah yang abadi .....
Jadi hasil akhir itu bagaimana kamu disaat numpang hidup di Bumi....
Firman Allah :

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
*(QS: Al-An'am Ayat: 32)*

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnyanakhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahuinya.”
*(QS. Al Ankabut 64)ْ*

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.”
*(QS. Muhammad ayat 36)*

‘Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanya permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak…”
*(QS. Al Hadid ayat 20)*

.......Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdayakan
*( Qs ali 'imran ayat 185 )*

*Bab IV.RiZKI MU TAU DIMANA DIRI MU*

Mungkin kau tak tau dimana rizkimu, tapi rizkimu tau dimana dirimu. Dari lautan biru, bumi dan gunung Allah memerintahkannya menujumu.
Allah menjamin rizkimu, sejak 4 bulan kau dalam kandungan ibumu...

Amatlah keliru bila rizki, dimaknai dari hasil bekerja.
Karena bekerja adalah ibadah, Ikhtiar, sedang rizki itu urusan-Nya...

Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda.

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati.
Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka tapi lebih dari apa yang telah dinikmati selama hidupnya.

Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita Allah menaruh sekehendak-Nya.
Ibu Ismail bolak balik 7x shafa dan marwa mencari air untuk bayinya Ismail yang menangis karena haus, tapi, zamzam justru muncul dari kaki bayinya.Ismail.....

Ikhtiyar itu perbuatan, Rizki itu kejutan...

Dan jangan lupa tiap hakekat rizki akan ditanya, "Darimana dan untuk apa".
Karena rizki adalah "hak pakai". Halalnya dihisab dan Haramnya diadzab.

Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain. Bila kau iri pada rizkinya, kau juga Harus iri pada takdir matinya...

Karena Allah membagi rizki, jodoh dan usia ummatnya tanpa bisa tertukar satu dan lainnya, walaupun anak kembar sekalipun.

Jadi bertawakkal lah, ridho dengan ketentuan Allah, sehingga apapun itu engkau akan merasa cukup dan penuh kenikmatan. Dan ingat Ikhtiar Wajib hukumnya.

*Manusia yang Kaya adalah manusia yang selalu merasa cukup dan tidak lupa bersyukur kepada Allah*

*Belajar mensyukuri nikmat yang kecil, hingga engkau terbiasa bersyukur atas nikmat yang besar*

Allah berfirman:
.........janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka,........
*( QS: .Al-An'am ayat 151 )*

*INGATLAH!!!*
Jika semua yang kita kehendaki terus kita miliki, dari mana kita belajar ikhlas...
Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar Sabar...
Jika setiap do’a kita terus dikabulkan, bagaimana kita dapat belajar Ikhtiar...
Seorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada air mata..
Seorang yang tekun berdo’a, bukan berarti tidak ada masa² sulit..

Biarlah Sang Penyelenggara Hidup yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita,
karena hanya Dia-lah yang tahu waktu dan kondisi yang tepat untuk memberikan yang Terbaik..

Tetap semangat…Tetap sabar…Tetap tersenyum…
Karena kamu sedang kuliah di universitas kehidupan...

Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan...
Mereka dibentuk melalui kesukaran, tantangan dan bahkan air mata...
GANTUNGKAN SEPENUHNYA HIDUP KITA KEPADA ALLAH
Janganlah kau jadikan KESUSAHAN hidup membuat kamu TAKUT
Tapi perlu disadari bahwa KETAKUTANLAH yang membuat hidup terasa SUSAH
Maka dari itu jangan pernah COBA untuk MENYERAH dan juga jangan MENYERAH untuk MENCOBA

 Ali Bin Abuthalib berkata :
*Jangan katakan kepada Allah SWT : "Saya punya MASALAH yang BESAR " Tapi katakanlah pada MASALAH : " Saya punya Allah yang MAHA BESAR"*

Allah tidak selalu mengabulkan langsung doa kita
Tapi
Allah selalu mencukupi kebutuhan kita...
Karna
Allah lebih tau
Apa yang kita mintakan dalam doa kita
atau kita inginkan belum tentu baik untuk kita
Tapi
apa yang Allah berikan untuk kita sudah pasti yang terbaik untuk kita.
Firman Allah :
.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagi mu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu amat buruk bagi mu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui.
(QS.Al Baqarah ayat 216)

*DAN INGATLAH Ternyata Allah TIDAK AKAN MEMBUAT UMATNYA MISKIN!!!!*
=======
Isilah titik-titik di bawah ini dan mohon dijawab dengan jujur di dalam hati kita masing-masing ...

1. Allah menciptakan tertawa dan .....
2. Allah itu mematikan dan .....
3. Allah menciptakan laki-laki dan .....
4. Allah memberikan kekayaan dan .....

Mayoritas kita tentu akan dengan mudah menjawab:
1. Menangis ...
2. Menghidupkan ...
3. Perempuan ...

Tapi bagaimana dengan no.4 ...? Apakah Kemiskinan ...?

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita lihat rangkaian firman Allah dalam
surat An-Najm ayat 43-45, dan 48, sebagai berikut:

"dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis." (QS. An-Najm : 43).
"dan Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan." (QS. An-Najm : 44).
"dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. " (QS. An-Najm : 45).

"dan Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan." (QS. An-Najm : 48).

Ternyata jawaban kita benar hanya pada no. 1-3 ... sedang jawaban untuk no. 4 keliru.
Jawaban Allah Ta'ala dalam Al-Qur'an bukan Kemiskinan, tapi KECUKUPAN.

Subhanallah..
Sesungguhnya Allah Ta'ala hanya memberi Kekayaan dan Kecukupan kepada hamba-Nya.
Dan ternyata yang "menciptakan" Kemiskinan adalah diri kita sendiri.

Hal ini bisa karena ketidakadilan ekonomi, kemalasan, bisa juga
karena kemiskinan itu kita bentuk di dalam pola pikir kita sendiri.

Itulah hakikatnya, mengapa orang-orang yang senantiasa bersyukur; walaupun hidup pas-pasan ia akan tetap tersenyum dan merasa cukup, bukan merasa miskin.

Jadi, marilah kita bangun rasa keberlimpahan dan kecukupan didalam hati dan pikiran kita, berhenti mengeluh, berhenti mengatakan rejeki kecil, agar kita menjadi hamba-Nya yg selalu Bersyukur.

Allah merahasiakan Masa Depan Kita,
Supaya kita...Berprasangka Baik..Berencana yang terbaik
Dan Berusaha di jalan yang baik
Lalu Berdoa,Bersyukur dan Sabar itulah yang Terbaik

*Utuk mrndapat sisi terbaik di sisi-Nya.*
*Tidak selalu melalui sisi terbaik di Dunia*

Janganlah kamu bersedih
hiburlah diri mu dengan apa-apa yang dijanjikan Allah di surga Nya kelak.......Dan kejarlah
Berbaik sangka itu lebih baik, ikhlaskan hati, ceriakan wajah serta senyumlah
Lalu lihat dan rasakan hasilnya....InsyaAllah

Apa bila kita melihat kehidupan dunia
dengan menggunakan kaca mata dunia
Pasti ada yang baik dan ada yang buruk
ada yang indah dan ada yang jelek

Akan tetapi

Jika kita memandang dunia
Dengan kaca mata Akhirat
Pastilah semua indah dan semua baik
Tidak ada yang buruk
Dan tidak ada yang tidak baik

Karna semua kehidupan dunia ini Ilmu
Karna semua kehidupan dunia ini Bait Allah
Karna semua kehidupan dunia ini
Ayat ayat Muthasabiat

Kaya biasa aja Bro and Sis Jangan Sombong
Miskin Nyantai aja jangan di dramatisir
Sehat jangan Takabur
Sakit jangan nangis
Ganteng Cantik paling lama 15 th
Jelek seumur hidup..jadi ikutin aja
Manusia sudah ada jodohnya
Manusia sudah ada Risqi nya
Nyantai aja Tidak akan tertukar

Di balik itu semua ada rencana Tuhan
Di balik itu ada Kebaikan tuk kita
Nikmati tetap semangat beribadah
Ingat Ikhtiar wajib
Terima apapun hasilnya dengan bersyukur

Semua manusia Telanjang
Semua manusia Ringkih
Semua manusia sama

Pangkat, Harta. ganteng cantik jelek sehat sakit tidak jadi ukuran
Masuk surga atau neraka.....

Saya kuat karena saya tahu kelemahan saya
Saya indah karena saya menyadari kekurangan saya
Saya takut karena saya belajar untuk mengenali, dari ilusi nyata
Saya bijaksana karena saya belajar dari kesalahan saya
Saya pecinta karena saya bisa merasa benci
dan …
Saya bisa tertawa karena Saya tahu kesedihan.


Jadilah Manusia..pelajarilah manusia ...dan manusiakanlah Manusia....karena Allah akan memuliakan anak cucuk Adam...(manusia)
Allah SWT berfirman :

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
*(QS.Al Israa ayat .70)*

Mengajak orang nenuju ke jalan kebaikan....
Masalah dia mau menuruti atau mau yakin sama yg kita ajarkan atau tidak ....setiap manusia beda dalam memperoleh hidayah- Nya..
Itu bukan urusan kita lagi...tugas kita hanya mengajak kedalam kebaikan saling ...memperingatkan bukan melaknat perbuatannya dan pendapatnya, Allah SWT berfirman:

Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya.
*(QS. Yunus ayat 99)*

Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
*(QS.Yunus ayat 100)*
Manusia yang Sombong jika melihat orang lain ..dia melihat orang lain dari atas bukit jadi kecil.... Tapi dia tidak sadar orang juga melihat dia dari bawah bukit juga kecil.
Dan Orang Sombong itu Dia lupa bahwa dia hanya dibuat dari sari pati tanah yang kita pijak2 di bumi
Wa la qad khalaqnal insaana min sulaalatim min thiin
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari tanah.
(QS.Al Mu'Minuum ayat.12)


*Firman Allah :*
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. “Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
*(QS. Fathir: 29-30)*

*Jangan menunggu KAYA dulu baru BERSEDEKAH, tapi BERSEDEKAHLAH niscaya engkau menjadi KAYA*
*Jangan menunggu IKHLAS dulu baru BERSEDEKAH, tapi BERSEDEKAHLAH niscaya engkau menjadi IKHLAS*
*Jangan menunggu LAPANG dulu baru BERSEDEKAH, tapi BERSEDEKAHLAH niscaya hatimu menjadi LAPANG*
*Jangan menunggu NIKMAT dulu baru BERSEDEKAH, tapi BERSEDEKAHLAH niscaya akan bertambah NIKMAT

Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina Ali bin Abi Tholib.ra, ia pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku.”
Sayidina Ali.ra menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !”
Lelaki itu berkata, “Ya, tanyakanlah !”
Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?” kata Ali bin Abi Tholib.ra
Tentu tidak” jawabnya.
Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya saya Ali bin Abi Tholib.ra
Tidak juga” jawabnya.
Lalu Sayidina Ali.ra berkata,
Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tidak mengikutimu saat kau pergi?”
Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….
Tersenyumlah ! karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah diatur….
Urusan dunia tidak layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur….”
Kemudian Sayidina Ali bin Abi tholib.ra meneruskan ungkapannya,
Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah nikmat jika ia sadari. Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Alloh berfirman,

Alloh akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran[3]: 144)

Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Alloh berfirman,

Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
(QS.Az-Zumar[39]: 10)

Sabar itu ada 2 sisi :
- Sisi Pertama Sabar
- Sisi Kedua.Bersyukur

Utuk mrndapat sisi terbaik di sisi-Nya.
Tidak selalu melalui sisi terbaik di Dunia

Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Alloh SWT...

Hidup ini bisa mudah kalau dibuat mudah
Tapi
Hidup ini bisa sulit kalau dibuat sulit.



_Wallahua'lam bishawab_