Buah Jatuh Tidak Akan Jauh Dari Pohonnya•Kaesang Tkzim di Singapore beremu SBY

Kaesang datang ke acara duka di Singapura..
susilo bambang SBy

Sangat sederhana. Tanpa sedikitpun tanda bahwa ia anak seorang Presiden republik ini, ia antri menunggu gilirannya.

Ia membungkuk takzim melewati banyak orang, kemudian duduk mencium tangan SBY sambil mengucapkan belasungkawa, lalu hampir mencium tangan Ibas dan AHY, sebelum mereka memeluk dia..

Momen ini terekam apik oleh para petinggi partai Demokrat yang sedang ada disana. Mereka kagum sekaligus terharu, dan rasa itu mereka tuangkan dalam twit mereka tentang bagaimana Kaesang berlaku saat itu.

Salah satu yang saya kagumi dari seorang Jokowi adalah bagaimana cara dia mendidik anak-anaknya.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Bahasa tubuh Kaesang adalah bahasa tubuh bapaknya. Tanpa disadari, Kaesang sudah menjadi duta tersendiri dengan membawa pesan penghormatan kepada lawan politik bapaknya.

Ketika seorang anak muda mampu membangun nilai yang tinggi dihadapan mereka yang berseberangan dengannya, yakinlah bahwa "Indonesia akan baik-baik saja.."

Alasan Lisensi pilot Kapten Vincent Raditya dicabut

Lisensi pilot Kapten Vincent Raditya dicabut karena dianggap menyalahi aturan penerbangan.




Surat pencabutan izin terbang Kapten Vincent Raditya itu tersebar di media sosial hingga membuat beberapa pihak angkat bicara.

Melansir tayangan Youtube Cameo Project yang diunggah pada Selasa (28/5/2019), Capt. Rama Noya, Wakil Ketua Ikatan Pilot Indonesia juga memberikan tanggapan tentang video Kapten Vincent yang viral di Youtube.

Menurutnya, seorang pilot harus memahami tentang ilmu dan aspek penerbangan.

Capt. Rama Noya juga mengatakan jika pilot harus memastikan penumpangnya aman.

Vincent juga menyimpan kesedihan yang begitu mendalam, karena menjadi polot adalah yang membesarkan namanya di dunia penerbangan dan youtube.

Masalah Zero Grafity yang dilakukan Kapten Vincent, Capt Rama Noya juga menjelaskan jika teknik itu hanya dilakukan oleh pilot aerobatik atau siswa penerbangan yang sedang menjalani pendidikan penerbangan.

Inspektur Operasi Penerbangan, Capt Renato juga memberikan tanggapan tentang apa yang dilakukan Kapten Vincent untuk konten Youtubenya.

10 Ekor Buaya di Laut Cilacap Mengemparkan Dunia Maya di Facebook

BUAYA DI CILACAP BUKAN BERASAL DARI SUNGAI SERAYU



Kabar mengenai kemunculan buaya muara tersebut sebenarnya sudah beredar sejak beberapa hari lalu. Bahkan, kami sempat mendapat kabar kalau jumlah buaya yang muncul terdapat 7 ekor namun informasi ini belum di benarkan Kata  Ketua MMP Kota Cilacap  Bpk. Tramuji .

Ia  Menjelaskan Pihaknya baru bisa memastikan kebenaran kabar tersebut pada hari Minggu Tanggal 12 Mei 2019 Sekitar Pukul 04:00 Salah satu seorang MMP Nusakambangan Melihat buaya muara tersebut yang di perkuat dengan bukti foto dan Vedeo  yang berdurasi hinga 8 menit.

Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau nelayan untuk mewaspadai kemunculan buaya muara di wilayah perairan sekitar kota Cilacap.

“Kabar mengenai kemunculan buaya muara tersebut sebenarnya sudah beredar sejak beberapa hari lalu. Bahkan, kami sempat mendapat kabar kalau jumlah buaya itu diperkirakan mencapai tujuh ekor, namun masih berupaya mengembangkan kebenaran informasi tersebut,” kata Ketua MMP Kabupaten Cilacap Tarmuji. di Cilacap, Minggu.

Ia mengatakan pihaknya baru bisa memastikan kebenaran kabar tersebut pada hari Minggu (12/5), sekitar pukul 04.30, setelah salah seorang anggota MMP Nusakambangan melihat buaya muara tersebut yang diperkuat dengan foto dan video.

Dalam video yang diambil dari arah Dermaga Khusus PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (dulu PT Holcim Indonesia Tbk., red) yang berada di dekat Dermaga Wijayapura, Cilacap, terlihat seekor buaya muara sedang berenang di perairan antara Pulau Nusakambangan dan kota Cilacap.

Demikian pula dalam foto yang diambil dari atas perahu ke arah Dermaga Khusus PT Solusi Bangun Indonesia Tbk., terlihat seekor buaya yang sedang berenang di perairan sekitar Nusakambangan.

Terkait dengan hal itu, Tarmuji mengimbau nelayan di sekitar Bengawan Donan, Jojok, Kampung Laut, dan Sentolo Kawat, Cilacap, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap buaya muara tersebut.

“Buaya muara yang diperkirakan berasal dari muara Sungai Citanduy, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, itu bisa berkeliaran ke Kampung Laut hingga ‘jongoran’ Teluk Penyu di dekat Benteng Pendem,” kata dia yang juga Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu.

Terkait dengan kejadian itu, dia mengatakan pihaknya telah melaporkan kemunculan buaya muara tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Seksi Konservasi II Wilayah II Pemalang-Cilacap Resor Konvervasi Wilayah Cilacap.

“Kami masih menunggu instruksi lebih lanjut dan rencananya pada hari Senin (13/5), kami akan melakukan penyisiran bersama BKSDA,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Koordinator Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Jateng Resor Konservasi Wilayah Cilacap Endi Suryo Heksianto mengatakan pihaknya masih berkonsultasi dengan pimpinan BKSDA terkait dengan tindakan yang akan dilakukan terhadap buaya muara tersebut.

Buaya di Laut Cilacap

Menurut dia, pihaknya melakukan tindakan sementara di lapangan dengan memantau pergerakan buaya muara tersebut.

“Kita ingin tahu perilaku buaya ini biasanya berada di mana, langkah berikutnya menunggu koordinasi dari pimpinan,” katanya.

Dengan demikian ketika buaya muara tersebut akan ditangkap, kata dia, pihaknya sudah memiliki data perilaku satwa tersebut.

Disinggung mengenai dugaan buaya muara tersebut berasal dari Sungai Citanduy, dia mengatakan pihaknya belum bisa memastikannya karena masih mencari informasi lebih lanjut.

“Kemarin (Sabtu) sore, kami betul-betul menyaksikan itu (buaya) ada di sekitar Donan dan Holcim. Hari ini pun teman-teman ke lapangan untuk mengecek. Mungkin hari Senin (13/5), kita akan ke lapangan bersama mitra kami, Mitra Polhut, di Nusakambangan untuk mencari informasi yang lebih banyak,” katanya.

Buaya di Laut Cilacap bukan dari Suangai Serayu

BUAYA DI CILACAP BUKAN BERASAL DARI SUNGAI SERAYU



Kabar mengenai kemunculan buaya muara tersebut sebenarnya sudah beredar sejak beberapa hari lalu. Bahkan, kami sempat mendapat kabar kalau jumlah buaya yang muncul terdapat 7 ekor namun informasi ini belum di benarkan Kata  Ketua MMP Kota Cilacap  Bpk. Tramuji .

Ia  Menjelaskan Pihaknya baru bisa memastikan kebenaran kabar tersebut pada hari Minggu Tanggal 12 Mei 2019 Sekitar Pukul 04:00 Salah satu seorang MMP Nusakambangan Melihat buaya muara tersebut yang di perkuat dengan bukti foto dan Vedeo  yang berdurasi hinga 8 menit.

Masyarakat Mitra Polisi Kehutanan (MMP) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengimbau nelayan untuk mewaspadai kemunculan buaya muara di wilayah perairan sekitar kota Cilacap.

“Kabar mengenai kemunculan buaya muara tersebut sebenarnya sudah beredar sejak beberapa hari lalu. Bahkan, kami sempat mendapat kabar kalau jumlah buaya itu diperkirakan mencapai tujuh ekor, namun masih berupaya mengembangkan kebenaran informasi tersebut,” kata Ketua MMP Kabupaten Cilacap Tarmuji. di Cilacap, Minggu.

Ia mengatakan pihaknya baru bisa memastikan kebenaran kabar tersebut pada hari Minggu (12/5), sekitar pukul 04.30, setelah salah seorang anggota MMP Nusakambangan melihat buaya muara tersebut yang diperkuat dengan foto dan video.

Dalam video yang diambil dari arah Dermaga Khusus PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (dulu PT Holcim Indonesia Tbk., red) yang berada di dekat Dermaga Wijayapura, Cilacap, terlihat seekor buaya muara sedang berenang di perairan antara Pulau Nusakambangan dan kota Cilacap.

Demikian pula dalam foto yang diambil dari atas perahu ke arah Dermaga Khusus PT Solusi Bangun Indonesia Tbk., terlihat seekor buaya yang sedang berenang di perairan sekitar Nusakambangan.

Terkait dengan hal itu, Tarmuji mengimbau nelayan di sekitar Bengawan Donan, Jojok, Kampung Laut, dan Sentolo Kawat, Cilacap, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap buaya muara tersebut.

“Buaya muara yang diperkirakan berasal dari muara Sungai Citanduy, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, itu bisa berkeliaran ke Kampung Laut hingga ‘jongoran’ Teluk Penyu di dekat Benteng Pendem,” kata dia yang juga Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang, Pantai Teluk Penyu.

Terkait dengan kejadian itu, dia mengatakan pihaknya telah melaporkan kemunculan buaya muara tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah Seksi Konservasi II Wilayah II Pemalang-Cilacap Resor Konvervasi Wilayah Cilacap.

“Kami masih menunggu instruksi lebih lanjut dan rencananya pada hari Senin (13/5), kami akan melakukan penyisiran bersama BKSDA,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Koordinator Polisi Kehutanan (Polhut) BKSDA Jateng Resor Konservasi Wilayah Cilacap Endi Suryo Heksianto mengatakan pihaknya masih berkonsultasi dengan pimpinan BKSDA terkait dengan tindakan yang akan dilakukan terhadap buaya muara tersebut.

Buaya di Laut Cilacap

Menurut dia, pihaknya melakukan tindakan sementara di lapangan dengan memantau pergerakan buaya muara tersebut.

“Kita ingin tahu perilaku buaya ini biasanya berada di mana, langkah berikutnya menunggu koordinasi dari pimpinan,” katanya.

Dengan demikian ketika buaya muara tersebut akan ditangkap, kata dia, pihaknya sudah memiliki data perilaku satwa tersebut.

Disinggung mengenai dugaan buaya muara tersebut berasal dari Sungai Citanduy, dia mengatakan pihaknya belum bisa memastikannya karena masih mencari informasi lebih lanjut.

“Kemarin (Sabtu) sore, kami betul-betul menyaksikan itu (buaya) ada di sekitar Donan dan Holcim. Hari ini pun teman-teman ke lapangan untuk mengecek. Mungkin hari Senin (13/5), kita akan ke lapangan bersama mitra kami, Mitra Polhut, di Nusakambangan untuk mencari informasi yang lebih banyak,” katanya.